Minggu, 19 Desember 2021
Pelatihan Merdeka Mengajar
Jumat, 10 Desember 2021
Mempresentasikan Teks Negosiasi
Wah, kalian telah berhasil menulis teks negosiasi. Kini, saatnya kalian mempresentasikan hasil karyamu kepada teman-teman lainnya. Untuk metode presentasi yang dipilih, kalian dapat menggunakan metode bermain peran (role playing). Sebelumnya, kalian perlu menyiapkan naskah atau teks negosiasi yang telah ditulis. Adapun langkah-langkah bermain peran adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan skenario peristiwa
Pada tahap pertama, kalian perlu memberi penjelasan terhadap tahapan peristiwa yang terdapat pada teks negosiasi. Urutan kejadian pada naskah teks negosiasi perlu direncanakan dengan baik.
2. Mempelajari karakter peran
Karakter peran dalam teks negosiasi tidak serumit pementasan drama. Dalam hal ini, kalian hanya perlu tampil sebaik mungkin dan berperan sebagai pihak-pihak yang terlibat dalam teks negosiasi tersebut.
3. Menentukan pemeran
Pilih pemeran sesuai dengan jumlah pihak yang terlibat dalam naskah teks negosiasi. Beberapa teman kalian dapat terlibat sebagai pemeran pembantu.
4. Menata panggung/latar dan peralatan pendukung
Penataan panggung atau latar untuk bermain peran disesuaikan dengan naskah teks negosiasi, misalnya latar di kelas maka perlu disiapkan meja dan kursi sebagai peralatan pendukung atau alat peraga.
5. Berlatih
Latihan diperlukan untuk meminimalisasikan kesalahan dalam pe- laksanaan bermain peran. Latihan dapat dilakukan beberapa kali dengan teman kelompok untuk membiasakan menghafal naskah, menghilangkan demam panggung, dan melancarkan pengucapan.
6. Melakukan pemeranan
Dalam tahap ini, kalian diharuskan tampil sesuai dengan naskah teks negosiasi yang kalian susun. Upayakan tampil dengan maksimal dan sebaik mungkin.
7. Diskusi dan evaluasi
Kegiatan diskusi berupaya untuk memberi penilaian terhadap kualitas pemeranan dan memberikan saran masukan untuk perbaikan lebih lanjut pada penampilan selanjutnya.
Mengalihwacanakan Dialog Menjadi Narasi - Teks Negosiasi
Membeli Tas
Kompleks pertokoan.
Faisal : Pak, saya sedang mencari tas sekolah yang harganya terjangkau. Kira-kira yang mana ya, Pak?
Penjual : Oh iya, Dek, harga tas di sini bermacam-macam, mulai dari harga Rp100.000 sampai Rp500.000.
Faisal : Oh begitu ya. Apa boleh melihat model dan warna tasnya, Pak?
Penjual : Boleh, Dek, di sebelah sini. Ikut Bapak saja.
Faisal mengikuti penjual melihat-lihat tas.
Faisal : Kalau boleh tahu, harga tas yang ini berapa ya, Pak? (Menunjuk ke sebuah tas)
Penjual :Kalau yang ini, harganya Rp250.000, Dek.
Faisal merasa harga tersebut mahal, tetapi ia terlanjur suka dengan tasnya. Ia pun mencoba menawar.
Faisal : Kok, mahal banget ya, Pak? Apa tidak bisa ditawar?
Penjual : Iya Dek karena tas ini keluaran terbaru, kualitasnya juga bagus. Memangnya mau ditawar berapa, Dek?
Faisal : Kalau Rp180.000 aja, Pak. Gimana?
Penjual : Aduh Dek, kalau harga segitu belum bisa.
Faisal : Saya tambah deh, Pak. Rp10.000, jadi Rp190.000 bagaimana, Pak?
Penjual : Maaf Dek, belum boleh turunnya terlalu banyak. Begini saja, Bapak turunkan menjadi Rp235.000 bagaimana? Itu sudah harga yang paling murah.
Faisal : Turunin dikit dong Pak, Rp220.000 aja.
Penjual : Iya, deh kalau begitu, boleh diambil dengan harga segitu.
Setelah sepakat dengan harga tasnya, mereka berdua pun beranjak menuju tempat kasir untuk pembayaran harga tas.
(Sumber: https://www.ilmusiana.com/2020/01/contoh-teks-negosiasi-narasi.html dengan pengubahan)
Hasil pengalihacanaan teks di atas.
Membeli Tas
Pada Sabtu sore, seorang remaja bernama Faisal berjalan-jalan di kawasan pertokoan hendak membeli tas sekolah karena tas yang ia pakai selama ini telah rusak. Ia pun mendatangi salah satu toko penjual tas di kawasan pertokoan tersebut.
Sesampainya di toko, Faisal pun bertanya-tanya kepada si penjual tentang kisaran harga dan kualitas tas yang dijual di toko tersebut.
“Pak, saya sedang mencari tas sekolah yang harganya terjangkau. Kira-kira yang mana ya, Pak?”
“Oh iya, Dek, harga tas di sini bermacam-macam, mulai dari harga
Rp100.000 sampai Rp500.000.”
“Oh begitu ya. Apa boleh melihat model dan warna tasnya, Pak?” “Boleh, Dek, di sebelah sini. Ikut Bapak saja.”
Faisal pun mengikuti si penjual berkeliling melihat-lihat tas. Di salah satu rak, Faisal melihat tas yang membuatnya tertarik. Ia suka model dan warnanya. Ia pun menghampiri rak tersebut dan menanyakan harga tasnya ke penjual.
“Kalau boleh tahu, harga tas yang ini berapa ya, Pak?” “Kalau yang ini, harganya Rp250.000, Dek.”
Faisal merasa harga tersebut mahal, tetapi ia terlanjur suka dengan tasnya. Ia pun mencoba menawar.
“Kok, mahal banget ya, Pak? Apa tidak bisa ditawar?”
“Iya Dek karena tas ini keluaran terbaru, kualitasnya juga bagus. Memangnya mau ditawar berapa, Dek?”
“Kalau Rp180.000 aja, Pak. Gimana?”
“Aduh Dek, kalau harga segitu belum bisa.”
“Saya tambah deh, Pak. Rp10.000, jadi Rp190.000 bagaimana, Pak?” “Maaf Dek, belum boleh turunnya terlalu banyak. Begini saja,
Bapak turunkan menjadi Rp235.000 bagaimana? Itu sudah harga
yang paling murah.”
“Turunin dikit dong Pak, Rp220.000 aja.”
“Iya, deh kalau begitu, boleh diambil dengan harga segitu.” Setelah sepakat dengan harga tasnya, mereka berdua pun
beranjak menuju tempat kasir untuk pembayaran harga tas.
Akhirnya, Faisal mendapatkan tas sekolah yang ia inginkan.
(Sumber: https://www.ilmusiana.com/2020/01/contoh-teks-negosiasi-narasi.html dengan pengubahan)
Minggu, 28 November 2021
Profil Pancasila untuk Menjawab Tantangan Abad ke-21
Teks Pidato
Oleh Panji Narada
X BKP 1/2021.2022
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan
kepada saya untuk menyampaikan pidato dalam kegiatan perayaan Bulan Bahasa
tahun 2021.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
salam sejahtera untuk kita semua
namo budaya,
om swastiastu
Yang terhormat, kepala SMK Negeri 3
Singaraja, yang saya hormati Bapak/Ibu guru, yang saya hormati para pegawai,
dan siswa-siswi SMK Negeri 3 Singaraja yang selalu bersemangat pada masa
pandemi.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.karena atas anugrah kesehatan yang diberikan, kita bisa berkumpul untuk
menjawab tantangan Abad ke-21
Profil Pancasila untuk Menjawab
Tantangan Abad ke-21
abad
ke-21 yang kini tengah kita alami, sebagaimana telah dikaji para ahli
bahwa abad 21 telah menimbulkan tantangan yang berdampak pada terjadinya krisis
di bidang karakter. Daniel Bell sebagaimana dikutip Mochtar Buchori menyebutkan
adanya enam tantangan di abad ke-21; yaitu integration of economy,
fragmentation of politic, interdependence, high technologi, dan new
colonization in culture.
Keenam tantangan yang ditimbulkan abad
ke-21 ini baik langsung atau tidak langsung berdampak pada terjadinya krisis di
bidang karakter.
Bagaimana kita mengatasi krisis
karakter ini?
Hadirin, untuk mengatasi hal tersebut,
dengarkanlah pidato saya yang berjudul Profil Pancasila untuk Menjawab Tantangan
Abad ke-21.
Hadirin, yang berbahagia,
Pendidikan karakter secara harfiah
dapat diartikan merubah atau membentuk watak, perilaku, perangai, tabi’at, dan
kepribadian seseorang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Sedangkan secara
esensial pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa
anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratnya menuju ke arah
peradaban manusia yang lebih baik.
Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena
pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi
bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam
kehidupan, sehingga anak/peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang
tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam
kehidupan sehari-hari. Profil pelajar Pancasila menawarkan pendidikan karakter
yang telah teruji sepanjang sejarah bangsa Indonesia.
Profil pelajar Pancasila memiliki enam
ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,
seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi.
Gambaran profil pelajar Pancasila
digambarkan sebaggai berikut.
Pertama, Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki akhlak beragama, akhlak pribadi,
akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, serta akhlak bernegara. Sebagai
contoh, kita melakukan persembahyangan sesuai agama kita.
Kedua, Pelajar Indonesia
mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Mari menumbuhkan rasa
saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan
tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Ketiga, Pelajar Indonesia memiliki
kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan
dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.Sebagai contoh, gunakan masker selama
pandemi. Jika punya lebih, mari berbagi masker untuk yang tidak punya.
Keempat, Pelajar Indonesia adalah
pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas proses dan
hasil belajarnya. Artinya, sebagai pelajar kita memiliki kesadaran akan diri
dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri. Pembelajaran daring selama
pandemi, sebaiknya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Kelima, Pelajar yang bernalar kritis adalah
pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
Keenam, Pelajar yang kreatif adalah
pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang
orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Apakah selama belajar di rumah
kita tetap kreatif? Jika belum, mari kita lakukan, manfaatkan media digital
untuk mendapat manfaat selama pandemi.
Hadirin, Itulah 6 ciri pelajar yang
memiliki profil Pancasila. Mari kita tunjukkan secara nyata melalui
proyek-proyek digital yang disuguhkan oleh pandemi Covid-19!
Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih, mohon maafkan jika ada kata-kata yang kurang berkenan di dalam hati.
AS..
Om. santhi-santhi-santhi om
Memperkuat Karakter Sebagai Pelajar Pancasila pada era Abad 21
Kadek Ira Noviani
X DPIB 1/2021.2022
“Memperkuat Karakter Sebagai Pelajar Pancasila
pada era Abad 21”
Terima kasih atas kesempatan yang
diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato dalam kegiatan perayaan Bulan
Bahasa tahun 2021.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
salam sejahtera untuk kita semua
namo budaya,
om swastiastu
Yang terhormat, kepala SMK Negeri 3
Singaraja, yang saya hormati Bapak/Ibu guru, yang saya hormati para pegawai,
dan siswa-siswi SMK Negeri 3 Singaraja yang senantiasa berbuat kebaikan pada
masa pandemi.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.karena atas anugrah kesehatan yang diberikan, kita bisa berkumpul untuk
selalu memiliki profil pelajar Pancasila.
Hadirin yang berbahagia, tantangan
kita pada masa pandemi semakin besar sebagai pelajar Pancasila, karena itulah
saya berdiri berpidato dengan judul “Memperkuat Karakter Sebagai Pelajar
Pancasila pada era Abad 21”
Mengapa saya mengangkat topik
tersebut?
Hadirin, saya melihat selama pandemi
Covid 19 kita selalu berkutat pada pembelajaran digital baik melalui bimbingan
guru maupun tanpa bimbingan guru. Berbagai permasalahan muncul ketika kita
belajar tanpa bimbingan guru. Salah satu contoh permasalahan yang muncul adalah
kita dihadapkan pada isu-isu sejarah, politik, dan kekerasan di media sosial.
Sebagai remaja, tentunya kita belum paham dengan baik realita tersebut.
Akhibatnya, banyak yang terseret pada jurang kehancuran, frustasi, dan malas
belajar lagi.
Hadirin, Apakah kita harus terus
terperosot di dalam jurang itu?
Tentu tidak. kita punya senjata untuk
bergegas kembali ke jalan yang benar. Senjata apa itu?
Profil Pelajar Pancasila
Profil pelajar Pancasila memiliki enam
ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,
seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi.
Pertama,
Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Pelajar Pancasila memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Elemen kunci beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia adalah akhlak beragama, akhlak
pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.
Kedua,
Pelajar Indonesia mempertahankan
kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka
dalam berinteraksi dengan budaya lain. Perilaku pelajar Pancasila ini
menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru
yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen kunci berkebinekaan global
adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
Ketiga,
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan
gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan kegiatan
secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan lancar, mudah dan ringan.
Elemen kunci gotong royong adalah
kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
Keempat,
Pelajar Indonesia adalah pelajar
mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas proses dan hasil
belajarnya.
Elemen kunci mandiri adalah kesadaran
akan diri dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri.
Kelima,
Pelajar yang bernalar kritis adalah
pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
Elemen kunci bernalar kritis adalah
memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
Keenam,
Pelajar yang kreatif adalah pelajar
Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci kreatif adalah
menghasilkan gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta tindakan yang
orisinal.
Hadirin, senjata inilah yang menjadi
kunci untuk meraih sukses pada era digital. Marilah berkarya dengan dilandasi
profil pelajar Pancasila.
Hadirin,
jalan aspal di singaraja
Riang gembira kita melaju
Jangan hanya hafal Pancasila
tapi laksanakan untuk maju
Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih, mohon maafkan jika ada kata-kata yang kurang berkenan di dalam hati.
AS..
Om. santhi-santhi-santhi om
PERDA SAMPAH PLASTIK
Oleh: Mawar Bay Duri
Sampah
plastik adalah sampah anorganik yang sulit terurai di tanah. Sampah plastik
menjadi salah satu permasalahan yang sulit di atasi terutama di provinsi Bali.
Saat ini, provinsi Bali masih sulit untuk mengatasi masalah sampah plastik terutama
di kota-kota yang ada di Bali seperti kota Denpasar, kota Singaraja dan
kota-kota lainnya. Bali juga beberapa kali menjadi sorotan nasional dan
internasional karena permasalahan sampah plastik.
Pada
bulan Maret 2018 seorang penyelam asal Inggris membuat video yang
memperlihatkan banyaknya sampah plastik di perairan Nusa Penida, Bali. Di bulan
Desember 2018, sebuah foto hasil dari warga Negara asing Inggris lainnya pernah
viral di media sosial karena memperlihatkan pantai Bali yang penuh dengan
sampah. Lalu pada bulan Juli 2018 warga Bali sempat dikejutkan dengan penyu
hijau yang mati di pantai Penarukan Singaraja. Ternyata setelah diselidiki,
penyu itu mati karena tersedak. Makanan yang dimakannya tidak bisa lewat
kerongkongan akibat ada plastik yang tersangkut di kerongkongannya. Tentunya
hal ini merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan dan tentu masyarakat Bali
harus peduli terhadap bahaya sampah plastik.
Tak
hanya itu, pada bulan Januari 2019 beribu-ribu ton sampah plastik, terdampar di
sepanjang 12 kilometer garis pantai yang membentang dari selatan hingga utara
Bali. Beberapa pantai yang menerima sampah plastik diantaranya pantai Kuta,
pantai Kedonganan, pantai Legian, pantai Seminyak, dan pantai Canggu. Parahnya
lagi, sampai membuat tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung, Denpasar, kewalahan
menerima sampah plastik tersebut. Akibatnya, antrian panjang truk sampah
mengekor disepanjang jalan menuju TPA.
Kemudian,
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, sampah plastik di Bali semakin
bertambah. Bahkan saat ini sering terlihat bahwa masyarakat Bali masih
menggunakan kantong plastik saat berbelanja dipasar, minimarket ataupun di
tempat lainnya. Selain itu, masih saja ada masyarakat Bali membuang sampah
sembarangan, baik itu di sungai ataupun di pinggir jalan. Apabila hal ini
terjadi secara terus menerus, maka hal ini akan menimbulkan dampak yang sangat
buruk.
Dampak negatif dari sampah plastik. Pertama,
ketika hujan turun sampah yang berserakan akan menutupi saluran air, sehingga
akan mengakibatkan banjir. Kedua, sampah plastik dapat merusak ekosistem sungai
karena airnya yang kotor sehingga akan menyebabkan ikan-ikan di sungai mati.
Ketiga sampah plastik akan merusak pemandangan lingkungan seperti taman. Keempat
akan menurunkan kesuburan tanah karena plastik akan menghalangi sirkulasi udara
di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu menyuburkan
tanah, dan masih banyak lagi dampak negatif dari sampah plastik.
Pemerintah
pusat maupun daerah tentunya menyadari kewajibannya dalam usaha pelestarian
lingkungan dan perlunya aksi nyata dalam memerangi sampah, terutama sampah
plastik. Pemerintah pusat telah menargetkan pengurangan 70 persen sampah
plastik di laut pada tahun 2025. Kemudian, sebagai bagian dari komitmen dengan
dunia internasional, pemerintah pusat dengan dukungan pemerintah daerah
memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam mewujudkan tujuan pembangunan yang
berkelanjutan, termasuk target untuk mengurangi dampak buruk dari sampah
plastik bagi lingkungan perkotaan. Termasuk memberi perhatian khusus pada
kualitas udara di Bali.
Komitmen
pemerintah daerah provinsi Bali dalam penanggulangan masalah sampah khususnya
sampah plastik, baru-baru ini dipertegas dengan pemberlakuan peraturan wali
kota Denpasar nomor 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong
plastik dengan pelarangan penggunaan kantong plastik di toko-toko dan pusat
berbelanjaan, mulai tanggal 1 januari 2019. Lalu selain kota Denpasar, ada
beberapa kota lainnya di Indonesia yang sudah lebih dulu menetapkan larangan
penggunaan kantong plastik yaitu Banjarmasin, Balikpapan, dan Bogor. Di tanggal
yang sama dengan kota Denpasar, 1 Januari 2019 korea selatan juga mengeluarkan
larangan penggunaan kantong plastik dipusat pusat perbelanjaan. Pelarangan
penggunaan sampah plastik juga sudah dilakukan di beberapa Negara lainnya
seperti Kenya, Zimbabwe, United Kingdom, Taiwan, Amerika Serikat, Australia,
Kanada, dan Prancis.
Ternyata
pelarangan penggunaan kantong plastik berjalan dengan efektif dan memberikan
dampak yang sangat baik. Kota Banjarmasin yang pertama kali menerapkan
pelarangan penggunaan sampah plastik, melaporkan bahwa mereka telah barhasil
mengurangi 54 juta lembar kantong plastik dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Selain itu, Situs Reuse This Bag melaporkan di Amerika Serikat, kota San Jose
di California terjadi penurunan sampah plastik sebesar 59 persen. Jika dilihat
efektifnya dan dampak baik dari pelarangan penggunaan kantong plastik di
beberapa kota dan Negara lain diatas, harapan pelarangan penggunaan kantong plastik
di Bali cukup besar peluangnya untuk mengurangi sampah plastik.
Gubernur
Bali I Wayan Koster menilai bahwa dengan adanya peraturan Gubernur Bali nomor
97 tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai merupakan
strategi utama yang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan Bali bebas dari sampah
plastik. Hal lain juga yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah plastik
adalah dengan cara memperluas cakupan wilayah peraturan, dan dengan memperluas
jenis cakupan penggunaan plastik yang dilarang. Pengurangan sampah plastik juga
bisa dilakukan dengan mempertegas peraturan penggunaan plastik. Contohnya,
memberikan hukuman penjara 5 tahun atau denda sebesar Rp 500 juta bagi yang
tidak melaksanakan peraturan tersebut.
Langkah
lain untuk mengurangi sampah plastik yaitu, menetapkan konsep Tri Hita Karana
sebagai pondasi dan potensi untuk membangun komitmen bersama dalam pengurangan
penggunaan plastik. Baik itu dengan cara melakukan reduce, reuse, dan recyle.
reduce yang berarti menggunakan barang yang tahan lama. Contohnya, menggunakan
tas kain atau keranjang saat berbelanja, tentunya hal ini akan mengurangi
penggunaan sampah plastik. Reuse yang berarti menggunakan kembali barang-barang
bekas. Contohnya menggunakan lap dari kain bukan dari tissu sehingga hal ini
akan mengurangi banyaknya sampah. Recyle yang berarti mendaur ulang sampah.
Contohnya membuat jalanan dari plastik, ide unik ini sudah dilaksanakan di
Negara Belanda. Proyek ini disebut dengan plastic road yang digunakan sebagai
jalanan sepeda dan bahannya berasal dari gelas plastik dan tutup botol plastik.
Perusahaan di sana mengatakan bahwa plastik daur ulang lebih tahan lama
daripada aspal biasa, lebih cepat dipasang dan tidak membutuhkan peralatan
berat. Contoh sederhana lainnya yaitu kita dapat mendaur ulang sampah plastik
menjadi sebuah kerajinan contohnya bunga dari plastik, pot bunga dari plastik
dan lain sebagainya.
Masih
ada lagi beberapa cara lainnya untuk mengurangi sampah plastik. pertama, melakukan
pemisahan sampah antara sampah organik dan sampah anorganik. Dari pemisahan
sampah tersebut kita dapat mengurangi masalah penumpukan sampah. Kedua, menerapkan
budaya hidup bersih seperti Negara Jepang. Contohnya dengan melakukan
pembersihan setiap pagi, baik itu di lingkungan sekolah, lingkungan rumah
ataupun di lingkungan lainnya. Ketiga, memperketat penjagaan kebersihan lingkungan,
misalnya dengan memasang cctv di setiap lingkungan, hal ini memungkinkan warga
tidak akan berani untuk membuang sampah sembarangan. Keempat, dengan cara menganggap
bahwa kebersihan merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
Kelima, kerja sama semua pihak, baik itu pemerintah, swasta, tokoh adat atau
masyarakat, dan perlu ditingkatkan untuk mencapai Bali yang bersih dan bebas
sampah plastik. Pemerintah memegang peranan penting dalam memberikan edukasi
dan sosialisasi pelestarian lingkungan hidup, termasuk pengelolaan sampah dan
bahaya atau dampak yang ditimbulkan oleh sampah plastik.
Keenam,
pembangunan karakter masyarakat yang sadar akan pentingnya kebersihan, sadar
untuk membuang sampah pada tempatnya dan penggunaan plastik. Ketujuh, tidak
memakai kemasan dari plastik. Contohnya, menggunakan daun pisang sebagai
pembungkus makanan. Kedelapan, mencuci sampah yang akan dibuang, hal ini
bertujuan supaya sampah yang akan di buang itu tetap bersih lalu seteleah
dicuci pisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Kesembilan, membuang sampah dengan
rapi, hal ini bertujuan supaya sampah plastik ataupun jenis sampah lainnya
tidak berserakan. Kesepuluh, membuat jadwal untuk membuang sampah, hal ini
bertujuan agar tiap-tiap daerah yang berbeda tidak bertabrakan waktu membuang
sampahnya. Contohnya, di hari senin
pengangkutan sampah akan dilakukan di daerah A dan B, di hari selasa
pengangkutan sampah akan dilakukan di daerah C dan B, dan seterusnya.
Jadi
intinya adalah kita semua perlu tindakan yang nyata agar cara untuk mengurangi
sampah plastik dapat berjalan dengan lancar. Hal tersebut perlu dengan adanya
kepedulian baik itu dari pemerintah ataupun masyarakat Bali terhadap lingkungan
di sekitarnya. Setiap pemerintah atau masyarkat Bali yang peduli dengan
lingkungan tidak muncul begitu saja, tetapi dapat muncul dari pendidikan baik
itu di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun dilingkungan masyarakat.
Esai_Mencintai Brand Bali
Mencintai Brand Bali
Oleh Ni Made Febry Sukareni
Seluruh umat manusia sedang berada dalam era globalisasi saat ini. Setiap individu di berbagai belahan dunia mampu dengan mudah dapat berkomunikasi dan melihat barang-barang yang sekarang sedang trend dan barang-barang yang terbaru melaui media social contohnya Facabook, Instagram, dan media soaial lainya. Pada saat ini fenomena-fenomena meledaknya produk luar dalam pasaran provinsi Bali.
Saat ini begitu banyak produk luar yang bertebaran di toko-toko,di pasar,di mall,hingga di media social. Setiap benda yang kita gunakan itu semua dari luar Bali. Berbagai macam produk mulai dari produk pakaian, kecantikan, makanan, minuman hingga alat-alat yang kita gunakan dan accesoris lainnya yang sudah membajiri pasaran yang ada di Bali saat ini. Saat ini produk luar sudah banyak dijual di berbagai toko atau pasar-pasar yang ada di Bali. Seakan-akan masyarakat Bali atau warga Bali sangat kecanduan dengan produk luar. Padahal, tidak begitu jauh perbandingan kualitas dengan kita tetapi masyarakat kecanduan dengan produk luar. Kualitas barang-barang yang dihasilkan oleh tangan-tangan para pengusaha dan para seniman atau para pengerajin dari Bali sendiri pun tidak begitu jauh berbeda dengan barang-barang produk luar tersebut dan bahkan beberapa barang-barang diantaranya memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari barang produk luar tersebut. Namun, apakah kita pernah berpikir apa dampak dari boomingnya barang-barang luar tersebut buat para pedagang kita yang ada di Bali apalagi sekarang krisis ekonomi di Bali dengan pariwisata yang jauh berbeda dengan saat dulu. Mengapa masyarakat juga belum tertarik dengan produk lokal?
Barang-barang dari Bali tidak jauh berbeda dengan kualitas produk lain tetapi yang disayangkan dari masyarakat kita adalah mudahnya mereka termakan berbagai iklan-iklan yang ditayangkan di televisi maupun di social media yang bersponsor. Iklan-iklan yang disajikan dengan berbagai kemasan dan didesain agar menarik para pembeli dan pembeli mau membeli produk tersebut.
Walaupun berlangganan dengan produk ini terus melihat produk yang terbaru dan melihat iklan-iklan yang sangat mengiurkan dari fungsi, cara kerja, atau bahkan bentuknya sehingga para pelanggan pun seperti disihir dengan iklan-iklan untuk membeli barang produk baru tersebut. Contoh yang paling mudah dan ringan adalah seseorang yang kaya raya dari Bali disuruh memilih tas antara tas khas kerajinan tangan Bali dengan tas yang bermerek. Orang tersebut pasti akan memilih tas bermerk tersebut, walaupun harganya bisa ratusan atau bahkan ribuan kali lipat dari tas kerajinan khas Bali. Alasannya pasti akan bermacam-macam dari beberapa orang ke orang. Tas brended lebih high-tech, lebih modern, lebih keren lah, lebih baik beli produk lokal tidak hanya tas saja, tapi semua keperluan hidup dari produk luar.
Saya pernah melihat barang yang dibuat oleh tangan pengerajin Bali. Ia adalah seorang wirausaha yang mempunyai keahlian membuat tas rotan yang warnanya bermacam-macam dan bervariasi modelnya. Seorang wirausaha ini berkerja sama dengan produk luar untuk menjual hasil karya yang dibuat. Akhirnya produknya beredar di provinsinya sendiri yaitu provinsi Bali dengan merk asing, dan harganya menjadi lebih mahal daripada membeli tas di Bali yang harganya cukup murah. Alasannya seorang pengerajin itu melakukan hal tersebut, tentu, jika tidak demikian maka produknya akan sangat sulit laku di Bali dan susah untuk mencari modal kembali karena merk belum terkenal. Keuntungan yang dihasilkan akan lebih sedikit karena dijual murah. Sekarang tas rotan tersebut sudah berdedar dimana pun di setiap mall dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Nahh itu kan tas rotan ini dibuat dari Bali. Biasanya dijumapi banyak di Pasar Ubud. Sekarang sudah banyak merambat ke mall-mall seperti H&M, P&B, ZARA dan mall-mall lainya. Tidak hanya tas rotan saja yang dari Bali tapi banyak juga pengerajin dan wirausaha Bali yang menciptakan beberapa produk lokal seperti baju kaos oblong, sandal, sepatu, dan berbagai accesoris dari atas sampai ke bawah. Semua itu dibuat dengan tangan-tangan pengerajin Bali dari mengolah barang yang lama menjadi barang yang baru. Nah kalian pasti tahu seorang wirausaha dari Bali yang menciptakan kaos baju oblong dan sekarang usahanya sudah sangat beredar dimana pun dan usahanya sudah bercabang di wilayah Bali yaitu Bapak Gusti Ngurah Anom yang mempunyai usaha bermerk dari Bali yaitu “ Oleh-Oleh krisna Bali ” saat ini oleh-oleh krisna menjual produk - produk lokal yang sangat menarik masyarakat karena kemasan produknya dan desain bangunanya yang sangat unik. Setiap orang yang memiliki kemampuan untuk membuat barang-barang yang unik dan belum pernah orang membuatnya maka bisa berkerjsama dengan pengusaha yang bermerk agar hasil karya banyak diminati para pembeli. Sebenarnya masih banyak sekali hasil karya atau produk-produk dari Bali yaitu tas, sepatu, sandal, jas dan produk pertanian, dan produk perikanan. Wow amazing. Seorang pengusaha dan perancang sepatu handmade kulit asal Bali. Pengusaha ini ternyata lahir di wilayah Bali yaitu Bangli. Pengusaha ini bernama Ni Luh Putu Ary Pertami Djelatik atau yang di kenal dengan nama Ni Luh Djelantik. Nama Ni Luh Djelantik kini tengah ramai di perbincangkan para pengguna media social. Ni Luh Djelatik merupakan salah satu pegiat idustri kreatif asal bali. Ni Luh Djelantik sudah memulai usahanya sejak 2003 silam dan memulai mematenkan merk Ni Luh Djelantik sebagai Brand sepatunya. sepatu buatan Ni Luh djelantik sudash melanglang buana di berbagai Negara Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Untuk mempertahankan originalitasnya, seoatu-sepatu Ni Luh Djelantik dibuang dengan tangan sendiri tanpa bantuan mesin. Ni Luh Djelantik kerap bekerja sama dengan beberapa nama desainer top dunia untuk memasok alas kaki dengan nama sang desainer. Beberapa desainer yang pernah bekerja sama denganya antara lain Charlie Joe, Nicholas Vinetti dan Tristan Blair. Ni Luh djelantik menjadi seseorang desainer sepatu tidaklah mudah. Dia memiliki perusahan bermuali dari nol hingga sekarang perusaannya sepatunya yang dengan brand Ni Luh Djelantik dikenal di berbagai dunia. Sepatu-sepatu karya Ni Luh Djelantik yang mendunnia ternyata sukses membuat para seleb kepicut. Sejumlah pemain Hollywood papan atas merupakan penggemar fanatik sepatu Ni Luh Djelantik. Ternyata desain dan kualitasnya yang sangat bagus maka para pembeli terkesan dengan sepatu dan sandalnya. Jika dia tidak bekerja sama dengan orang desainer top maka desain sepatunya tidak akan terjual. Seharusnya masyarakat Bali bangga dengan hasil karya atau produk produk yang dilahirkan oleh tangan pengerajin Bali dan pengusaha Bali.
Mengkosumsi produk lokal memiliki banyak sekali manfaat, selain untuk membantu perkembangan produsen dari dalam,dan juga akan menciptakan lapangan pekerjaan secara tidak langsung dan mampu mengurangi pengangguran di negeri ini. Sudah saatnya kita mencintai budaya dan mencintai produk lokal. Jika bukan masyarakat Bali yang mencintai produk Bali, lantas siapa lagi yang mencintai produk Bali. Membeli dan menggunakan prosuk lokal berarti kita sudah mencintai produk lokal dan juga artinya memajukan perekonomian saat ini.
Maka dari itu apabila masyarakat Bali sudah bangga dengan produk lokal, bukan tidak mungkin lagi beberapa tahun kedepan akan banyak bermunculan produk-produk baru karya dari anak dalam yang mampu bersaing di internasional. Modal dasarnya adalah dengan rasa percaya diri dan dukungan dari masyarakat bahwa bangga dengan produk lokal.contohnya dari negeri lain adalah Malaysia yang sangat bangga dengan petronas, negara Eropa bangga dengan hasil produksi yang dilahirkan oleh anak bangsanya dan masih banyak negara yang membanggakan produk lokalnya masing-masing. Gubernur Bali, Bapak Wayan Koster mengeluarkan Surat Edaran Nomor 5774 Tahun 2019 mewajibkan pihak hotel, restoran, dan pasar modern di daerah Bali untuk mengutamakan pemanfaatan produk hasil industry lokal. Seperti yang warga tahu Bali adalah tempat pariwisata, di sini bisa memanfaatkan kondisi saat ini. Jadi, bisa memasarkan produk lokal dalam kemasan yang unik atau didesain sedemikian rupa maka para tamu yang ingin berkunjung ke suatu tempat pariwisata akan tertarik untuk membeli oleh-oleh dari khas Bali tersebut. Marilah bersama-sama menggunakan produk lokal mulai dari sekarang, jangan hanya dibaca tapi dilaksanakan!
Busana Adat Bali Perlu Dilestarikan
Selasa, 23 November 2021
Workshop SMK Pusat Keunggulan dan Sekolah Penggerak
Sabtu, 13 November 2021
Literasi rumah Baca
Senin, 01 November 2021
Ring Sibakan Matan Ai
Sharing Forum OSIS Buleleng ke-3 di SMK Negeri 3 Singaraja
Minggu, 31 Oktober 2021
SMK Negeri 3 Singaraja Kibarkan Kejayaan di Lomba Kompetensi Siswa Tingkat Nasional ke- 29
jeda 17 des
Singaraja, 17 Desember 2024, Kegiatan Morning briefing pada masa jeda akhir semester ganjil tahun ajaran 2024, dilaksanakan dengan senam ber...
-
Soal:1) Daging pikayun sanè kawedar ring sang sareng akèh sanè matetujon mangda napi luir sanè kabaosang prasida karesepang tur sida kalaksa...
-
Untuk memperbaiki nilai Bahasa Indonesia, jawablah pertanyaan berikut dengan jujur! Topik 1: Peduli (Empati) 1. Apakah Anda mendengarkan tem...
-
Soal:1) Bacalah cuplikan teks editorial berikut! Kecenderungan generasi milenial atau mereka yang saat ini berumur 18 hingga 34 tahun untuk ...