Senin, 28 Juni 2021

Negara Idolacorona

 Analisislah teks di bawah ini untuk mendapatkan makna tersirat yang terkandung di dalamnya!

         Di dunia ini, Virus Corona berhasil menghantui kehidupan manusia. Terjadi antrian di mana-mana akibat Corona. Orang-orang antri membeli masker, tabung oksigen, bahkan peti mayat. Nyaris, di sebuah negara bernama Idolacorona, mayat-mayat dalam peti mengantri menunggu untuk dimakamkan. Tidak ada pelayat, tidak ada ambulan pembawa jenazah, tidak ada lagi antrian beli oksigen, tidak ada yang antri beli masker, tidak ada yang antri vaksinasi, bahkan makanan cepat saji pun tidak ada yang beli lagi. Gambar artis siapapun dipasang untuk propaganda dan iklan produk tidak berhasil meningkatkan penjualan. Tidak ada yang bersengketa lahan, tidak ada maklar pajak, tidak ada koruptor, tidak ada mafia migas, tidak ada tukang palsu hasil swab. Jangan berharap bertemu dengan dokter penggugur janin. Tidak ada pemberontakan politik atau perebutan kekuasaan. Tidak ada tokoh agama yang dikagumi lagi. Orang-orang di negara itu sudah tidak mampu mengatasi lonjakan kematian akibat Covid. Mereka yang berkerumun menunjukkan identitasnya, kini bersembunyi entah dimana. Kota menjadi sangat sepi. Seorang penggali kubur tersadar, di sekelilingnya peti-peti telah menunggu untuk dimakamkan.

“Selama ini aku tidak ke mana-mana, hanya menggali kubur untuk mayat-mayat Covid.” katanya tersadar.


Minggu, 20 Juni 2021

Langkah-langkah Membudidayakan Kelapa Hibrida

 

Kelapa Hibrida adalah tanaman asli Indonesia. Kelapa ini umumnya mulai berbuah saat pohon berusia 5 – 7  tahun. Tandan buah cukup produktif, dari 12 tandan bisa berisi 10-20 butir buah. Manfaat kelapa hibrida sama dengan manfaat kelapa biasa yang digunakan sebagai minyak goreng, menjaga Kesehatan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, memenuhi asupan gizi, terutama protein dan karbohidrat. Oleh karena itu, kelapa hibrida banyak dibudidayakan. Namun, bagaimana cara membudidayakan kelapa hibrida?

Tahap-tahap membudidayakan kelapa hibrida adalah sebagai berikut.

1.       Memilih tempat bercocok tanam.

1)      Sebaiknya memilih tempat yang memiliki curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun

2)      Sebaiknya tanaman ini ditanam di area yang punya suhu sekitar 20°C-27°C.

3)      Kekeringan yang cukup panjang bisa mengakibatkan produksi berkurang sampai 50%, sedangkan jika terlalu lembap menyebabkan pohon dapat terserang jamur.

4)      Tanah yang disarankan untuk menanam varietas ini antara jenis tanah vulkanik, tanah berpasir, tanah berbatu, tanah liat, serta tanah aluvial, yang memiliki pH tanah sekitar 5 hingga 8.

5)      Pastikan lahan yang akan kita pilih tersinari matahari sekurang-kurangnya 4 jam sehari

 

2.       Memilih Bibit Kelapa Hibrida Kualitas Unggul

1)      Pastikan bibit berasal dari indukan sudah berusia antara 20-40 tahun.

2)      Bibit yang baik adalah yang memiliki batang kuat serta lurus.

3)      Bibit bebas dari hama dan penyakit

4)      Pastikan bibit hibrida diambil dari indukan yang memiliki produktivitas yang tinggi.

5)      Kelapa yang baik untuk dijadikan benih adalah buah yang telah berumur sekitar 12 bulan,

6)      Indukan bibit yang dipilih memiliki buah yang berbentuk bulat agak lonjong yang ukuran panjang 22cm-25cm dan lebar 17 cm-22cm.

7)      Indukan bibit memiliki buah berkulit licin dan agak halus serta warnanya coklat,

8)      Buah cukup berisi air, ketika kita goyang-goyangkan akan terdengar bunyinya.

3.       Proses Persiapan Lahan Tanam

1)      Bersihkan terlebih dahulu lahan tanam dari material dan tanaman penggangu seperti gulma, rumput, batu-batuan, sampah plastik, sampah an-organik, dan lain lain.

2)      Kita gembur-gemburkan tanah terlebih dahulu menggunakan cangkul,

3)      Jika ternyata tanah yang dipilih memiliki kadar keasaman tinggi maka bisa kita lakukan pengapuran.

4)      Kita buat lubang kira-kira ukurannya 70cmx70cmx70cm

5)      Kita pastikan jarak antar lubang tanam kira-kira 8m per-lubang

6)      Setelah lubang jadi maka berikan 300 gr pupuk TSP di tiap lubangnya.

7)      Biarkan lubang tanam minimal sebulan

4.       Proses Penanaman Bibit Pohon

1)      Buka polybag bibit kelapa hibrida secara perlahan dan hati-hati, upayakan akarnya tidak rusak.

2)      Selanjutnya masukkan bibit pada lubang tanam yang telah siap sebelumnya, pastikan kita letakkan tepat pada tengah lubang dan jangan sampai miring, agar pertumbuhan pohon kelapa lurus.

3)      Tutup lubang dengan tanah yang bercampur pupuk organik atau pupuk kandang

4)      Terakhir siram dengan air

5)      Biasanya untuk 1 hektar lahan tanam kita memerlukan sekitar 160 batang bibit pohon dan sisa 17 biasanya kita gunakan untuk penyulaman.

5.       Proses Perawatan Pohon Kelapa Hibrida

1)      Biasanya ada bibit hibrida yang tak bisa beradaptasi lalu mati atau tumbuh kurang sempurna, maka lakukanlah penyulaman pada bibit tersebut dengan bibit cadangan yang baru.

2)      Tanah sekitar lahan budidaya akan selalu tumbuh rumput dan gulma maka seringlah mengecek dan melakukan penyiangan secara rutin yaitu minimal tiap sebulan sekali.

 

3)      Seperti yang sudah kita ketahui jika lahan kering terlalu lama bisa mengurangi produksi buah hampir 50%, untuk itu lakukan penyiraman tiap 2-3 hari sekali yaitu saat sore hari.

4)      Pemupukan kita lakukan ketika tanaman kelapa hibrida sudah berusia sebulan pasca tanam, biasanya menggunakan pupuk urea, dosisnya 100gr tiap pohon.

Demikianlah Langkah-langkah membudidayakan kelapa hibrida. Semoga bermanfaat.

Kelapa Hibrida

 Kelapa Hibrida

 

Kelapa hibrida adalah salah satu tanaman buah hasil persilangan dari jenis “kelapa dalam” dengan “kelapa genjah” yang menghasilkan varietas baru yang unggul karena memiliki dua kelebihan sifat dari dua jenis kelapa yang berbeda. Nama latin kelapa hibrida adalah Cocos Nucifera. Kelapa ini adalah tanaman asli Indonesia.

Kelapa hibrida ini umumnya mulai berbuah saat pohon berusia 5 – 7  tahun. Kelebihan lain dari jenis hibrida ini adalah bisa menanamnya di halaman depan atau pekarangan rumah karena tinggi dan ukuran pohon ini terbilang pendek jika kita bandingkan dengan jenis  biasa. Tanaman ini menyukai curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun.

Tanaman ini jauh lebih cepat berbuah ketimbang jenis biasa. Kelapa hibrida bisa tumbuh optimal jika budidaya pada dataran rendah berketinggian 450m dpl. Tanaman buah varietas ini jauh lebih cepat berbuah, hanya perlu waktu 5-7 tahun kita bisa panen buahnya. Kelapa hibrida cukup produktif karena bisa menghasilkan rata-rata 140 butir tiap pohonnya per-tahun. Buah kelapa hibrida bisa memproduksi kopra rata-rata hingga 6-7 ton/Hektar tiap tahunnya ketika tanaman berumur 10 tahun. Daging kelapa hibrida tebal, agak keras serta memiliki kandungan minyak yang tinggi, daging buahnya memiliki ketebalan sekitar 1,5 cm. Tandan buah cukup produktif, dari 12 tandan bisa berisi 10-20 butir buah.

Manfaat kelapa hibrida sama dengan manfaat kelapa biasa yang digunakan sebagai minyak goreng, menjaga Kesehatan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, memenuhi asupan gizi, terutama protein dan karbohidrat. Selain itu, kelapa hibrida juga dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kerajinan ketika plastik dianggap sebagai penemar lingkungan. Banyak peralatan rumah tangga dibuat dengan tempurung kelapa, daun, dan akar kelapa. Pada pemukiman penduduk yang padat, pohon kelapa hibrida dimanfaatkan sebagai penyerap air ketika musim hujan. Karena manfaat yang berlipat-lipat, kelapa hibidra banyak dibudidayakan.

Kamis, 17 Juni 2021

Dongeng_Gendolagan

 

Seekor Burung yang kehilangan ibu.


Pada suatu hari, seorang ibu bernama  Me Suri mencari kayu bakar ke hutan. Di hutan sehabis hujan tadi malam, ranting dan dahan pohon tumbang ke tanah. Ibu itu sangat bahagia karena mendapatkan kayu bakar yang lumayang banyak. Namun ia tidak tahu bagaimana harus membawa kayu bakar itu.

Dia kumpulkan kayu-kayu itu dengan sangat baik. Dia ikat kayu yang kering hingga bertumpuk-tumpuk. Dia kumpulkan kayu bakar itu di bawah pohon besar yang agak rimbun. Namun, betapa terkejutnya ia ketika melihat ada beberapa ekor anak burung yang tampaknya kehilangan ibunya.

“Pantas saja, hutan ini begitu rebut. Rupanya burung-burung kecil ini kehilangan induknya.” Kata Me Suri. Dia menunggu induk burung akan datang mencari anak-anaknya yang mungkin diterbangkan oleh angin kencang semalam. Sembari istirahat, diintai selama sejam dipikirnya induk burung akan datang, ternyata tidak juga ada seekor burung pun yang mendekati nak-anak burung itu. Akhirnya, Me Suri membawa anak-anak burung itu pulang ke rumahnya. Walaupun kayu bakar dipikul dengan sangat berat dikepalanya, dan jalan masih becek, Me Suri tetap ingin menyelamatkan anak-anak burung itu. Ia berencana akan memelihara burung-burung itu di rumahnya hingga dewasa. Setelah itu, mereka akan melepaskannya.

Suatu hari, anak-anak burung itu telah pandai berkicau. Bulu-bulu mereka sangat lebat dan tampaknya sudah siap dilepaskan. Me suri membuka sangkar dan mengusir burung-burung itu meminta mereka terbang dan kembali ke hutan. Namun, tiba-tiba saja. enam ekor burung itu menjelma menjadi putri-putri yang sangat cantik. Betapa terkejut Me Suri. MAtanya melotot dan keheranan. Jantungnya berdegup sangat kencang. Me Suri menarik nafas untuk melegakan diri dan tetap ingin burung-burung itu pergi. Mereka tidak mau dilepaskan oleh Me Suri. Putri burung itu menangis mengira kasih sayang Me suri telah pudar. Mendengar burung-burung menangis semabari bersujud di kakinya, Me Suri pun sangat bahagia, namun ia tahu usianya tidak bisa ditentukan oleh dirinya sendiri. Ia memberi syarat kepada enam ekor burung itu. “Baiklah, anak-anakku. Kalian masih boleh di sini hingga laki-laki meminang kalian untuk dijadikan istri, maka kalian harus pergi dari rumah ini.” Akhirnya mereka sepakat. Setiap harinya Me Suri dilayani dan dirawaat oleh kekenam anaknya. Saakit yang mulanya diderita oleh Me Suri pun berangsur hilang. Tidak terasa, usia Me suri telah mencapai ratusan tahun, anak-anaknya pun belum ada meminang. Hatinya kembali gelisah.

“Anakku, cobalah kalian bergaul dan belajar mengenal laki-laki yang dapat kalian pilih sebagai mempelai. Kebahagiaan seorang ibu adalah ketika anak-anaknya menikah dan hidup bahagia” kata Me Suri.

“Ibu, jika tiba waktunya, pasti aka nada yang meminang kami.” Begitu burung-burung selalu berbicara kepada Me Suri.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, tidak terasa dirinya telah berusia 200 tahun. Belum juga dirinya dijemput oleh Hyang Kuasa. “Anakku, usiaku sudah 200 tahun, kalian belum juga menikah.”

“Jangan khawatir, Ibu. Kami pasti akan segera mendapatkan jodoh.”

Menangis Me Suri melihat putri-putri burung itu menemaninya sepanjang usia tuanya. Akhirnya, Me Suri mendapat mimpi bahwa untuk mendapatkan jodoh bagi anak-anaknya, ia harus memotong rambut anak-anaknya ketika tidur. Me Suri terbangun saat malam hari. Dia potong rambut anak-anaknya dengan pisau, akhirnya tubuh Me Suri menjadi sangat lemas dan menghembuskan nafas terakhirnya. Keesokan harinya, putri burung pun kaget melihat ibu mereka telah tewas dan mereka semua menjadi burung “gendolagan” tanpa bulu.

Demikianlah kisah cerita mengapa ada burung yang tidak berbulu atau gendolagan. Mereka harus menyelamatkan manusia yang telah usur di dunia ini. Oleh karena itu, jika kamu bertemu dengan burung gendolagan, ssayangilah mereka.

Sabtu, 12 Juni 2021

PADANG KARMA_Putri Suastini Koster

 PADANG KARMA (Pintu bagi yang teraniaya)

Putri Suastini Koster



Pada Sang Durga ia bawa bokor tembaga,

darah amarah

Air suci dari ketujuh sendang,

dan kembang tujuh rupa dari ketujuh rasa tuba,

ia taburi dengan dendam berwarna jelaga


Ø  Ibu Ratu Alam Barzakh, lihatlah hatiku yang memar!

Mereka menggodamnya tiada henti

Racun yang menetes-netes dari mulut,

mereka cipratkan ke ulu hati

Belati di mata ditancapkan bersama angkara

dan kemurnianku diceburkan dalam sumur pengkhianatan


Telah kupinta maaf untuk yang bukan salahku

Kupinta ampun untuk yang bukan lakuku

Kujumpai wajah-wajah kaku mengeras,

bibir-bibir mencibir, mata terbakar bara

terbakar bara!

Udara terhenti

Sakit ini serasa abadi


Ibu Ratu Alam Barzakh, Penguasa kegelapan, Dewi Durga

Bukalah pintu ke padang-padang pembalasan

Kedangkan tanganmu, beri aku jalan, juga kekuatan

sebab kuputuskan : harus ditumpas setiap keangkuhan!


Ia gerai rambut di hadapan Sang Durga

Bunga tujuh rupa warna jelaga

ditaburkan dalam tari puja yang liar menghentak

Saatnya darah dalam bokor ia siramkan ke kepala

keramas di malam buta, mendesak Durga mengabulkan pinta

Bumi berdebum berdentam-dentam

Penguasa Kegelapan muncul dengan sisa tangis di mata

Ia tembangkan lagu kematian

alunan rintih yang dibencinya,

tapi harus ia nyanyikan dalam tarikan napas panjang


Ø  Anakku, kelam hatimu seperti kegelapan tahtaku

      Aku membaui anyir darah di sekelilingmu

      Aku saksikan bercak luka di hatimu

      Aku dengar erang raungmu :

dirusak ganti merusak,

ditindas ganti menindas,

dipanggang ganti memanggang!

Betapa tungku perapianku berkobar seketika

ia tahu, hanya api mampu meleburkan segala

Takkah kau rasakan, betapa menyakitkan mengabulkan doa?

Doa yang dilandasi amarah dan dengki

Doa-doa gelap yang tertuju lurus hanya ke tahtaku

     

Akulah Durga, penguasa kegelapan, pemilik tungku peleburan

Bukan mauku mencelakai musuhmu, tapi hatimu sendiri yang kelam

Menaburlah sesukamu, asal jangan kausesali tuaianmu!

Pembalasan! Pembalasan!

Pembalasan menjerumuskan manusia dalam putaran karma

Tapi jika tak terbelokkan hasrat kesumatmu,

akan kubuka pintu-pintu ke padang pembalasan

Aku di sini, menggigil di depan bokor sesaji


Kamis, 03 Juni 2021

Puisi-puisi Remaja Beranjak Dewasa

 

Foto Latihan Musikalisasi Puisi

Jika pandai segala ilmu
oleh Luh Arik Sariadi
Laki-laki, memukul dan mencangkul
Perempuan, merangkul dan menghibur
Begitu dibagi secara wajar
laki-laki bekerja dengan fisik
perempuan dengan rasa kasih
selama ini begitu

entah karena perjuangan perempuan
entah berkat kepasrahan laki-laki
semua bisa saja, adil dan tidak wajar
laki-laki pakai lipstik, duduk di rumah
perempuan pakai helm mengaspal jalan
sekarang seperti itu

Besok,
siapapun bisa ngamuk
pejabat jualan lobster
dibayar uang sekoper
di manapun bisa duduk
narapidana duduk di DPR
dibuat peraturan yang dioder

tidak laki, tidak perempuan
tidak dipercaya
laki, perempuan
diyakini
jika pandai segala ilmu



Ketika itu aku diadu
Oleh Luh Arik Sariadi

Ketika itu aku diadu
pada masa lampau dan ketidakpastian
Tempat-tempat disunyikan keramaian
Linglung aku menatap wajah wajah itu
Teramat banyak yang bermimik
Suara pun menjadi tak terdengar
Aku tuli seketika
Buta mendadak
Bahkan jiwaku pun tak bernyawa

masa lalu adalah bahagia
masa lalu telah lalu
hilang dari lalu lalang

masa datang ketidakpastian
masa datang akan bimbang
bertemu aku yang hilang

aku bukan aku lagi
dia bukan dia lagi
mereka telah bubar
menjadi hanya kabar
tanpa kesetiaan

Aku hanya laki-laki
penuh kebimbangan kala itu
sulit bagiku merasa bahagia
dalam pikul garis keturunan
bahwa aku harus berada di rumah
sementara ibu dan ayahku
dijilati lumpur di bawah kolong
untuk memungut botol bekas


Aku Orangnya Biasa Saja
Oleh Luh Arik Sariadi

Aku orangnya biasa saja
Berbicara kepadamu, gadis.
Berkata tentang lentur jarimu
Gambaran semesta yang mendesir angin

Aku orangnya biasa-biasa
Bertatap pun kepadamu, manis.
Berlabuh mataku di keningmu
Lukisan semesta yang mengukir bumi

Aku hanya seperti biasanya
Duduk ketika kamu menangis.
Jatuh rambutmu di dadaku
mengisahkan kekasihmu yang pergi

Aku selalu terbiasa ada
Hingga air matamu habis
Terjatuh di dermagaku
sebagai sebuah jembatan kasih


Berumpama Kisah Rama dan Sita

Oleh Luh Arik Sariadi

 

Kududuk mematang bersama daun-daun

Sejanak berumpama kisah Rama dan Sita

Menerima pergi ke kota bukan mengasing

oh, Kekasihku atau menjauh dari istana raja

Dia pergi dari rumah

untuk belajar singgah sejenak di rumah kos

 

Tidak seperti Sita, bimbang mendengar

jerit Rama bagai riuh angin

 

Aku polos

Hanya di dalam rumah

membuka-buka buku sepanjang hari

Sepulang sekolah, kubaca buku lagi

Rama entah berburu rusa atau sapi

Di kota, oh, Kekasihku, baik-baiklah

Ku duduk menghitung berapa daun

melingkari rumahku,

sampai kau datang

bawalah hadiah yang kuminta

Kesetiaan dan kesediaan

 

 

 

 

Jika Tiba Waktunya, Kau Dipinang Raja

Oleh Luh Arik Sariadi

 

Lelah memetik bunga gemitir

Setiap sore kuulangi,

Setiap kali itu, aku bermimpi

Menjadi saudagar bunga

Maka datanglah raja

meminangku jadi permaisuri

 

Terjatuh bungaku sewakul

Apakah tak mungkin aku

diusung para prajurit

Dihadang semak blukar

tak terasa?

 

Aku hanya seorang gadis

tumbuh besar di kebun bunga

Ayah dan ibuku punya uang

Bahkan setiap hari ke kota

 

Aku lah seorang gadis

cukup bersekolah di desa

Negeri ini sudah makmur

adil dan merata,

sekolah bagus  ada juga di kebun bunga

“Jika tiba waktunya, kau dipinang raja”

kata ibu selalu mengusik igauanku.



Ketika Naik Ojek

Oleh Luh Arik Sariadi

 

Ketika naik ojek,

aku dengar panggilanmu

“Buat apa kau naik gojek?”

kau bertanya.

 

Ketika naik ojek,

aku melihat-lihat

Begitu sepi jalan dan kota

“Buat apa kau ke kota?”

kau mengejar.

 

Ketika naik ojek,

aku cium bau makanan

sudah basi dan sia-sia

di selokan. Toko-toko

tak mampu bayar sewa

 

Setahun ini, kau selalu bertanya.

Aku hanya ingin naik ojek

lewat gawai baru

ketika kelas online dimulai.

Janganlah cemburu, Kasih.

 


Putih dan Abu Duduk Bersama

Oleh Luh Arik Sariadi


Kita sedang bersuara

tumbuhkanlah cabang-cabang cerita

patahkanlah daun-daun duka

Biarkah tersapu angin


Lihat, embun telah resap

ke tanah yang ditimbun kisah

Dengar hati untuk kita semai

di akar-akar masa depan

Apakah pohon yang meliuk ini?

Cerita yang kita rangkai 

di dalam kelas

seperti lingkar pohon besar

dirambat semak blukar

Kita dimana berbicara?

di akar, di ranting, di daun kah?


Kita dengan baju yang sama

Putih dan abu duduk bersama

jadilah pucuk-pucuk.

Biarkan menjangkau matahari


 

Naskah Bebondres

Bondres merupakan salah satu kesenian tradisional Bali. Pada mulanya, Bondres merupakan selingan dalam kesenian topeng di Bali. Namun, belak...