1. Kawin
Oleh
Luh Arik Sariadi
Mimpi
siapa yang diwujudkan sekarang?
Siapa
yang memenangkan dialog hari ini?
Bersaudara
enam orang membuat Made selalu bertanya di dalam hatinya. Sebagai anak kedua,
mestinya mendapatkan giliran kedua, tetapi tidak dalam hal keluarganya. Made
memiliki keluarga yang demokratis. Setiap ada masalah, selalu dirundingkan.
Perundingan tidak mesti dilakukan pada waktu khusus dan tempat khusus. Diskusi
mengalir begitu saja tanpa batas. Kalaupun sedang makan, kalau ada masalah
pasti akan segera dibicarakan sambil makan.
Apalagi
kalau masalah yang mendesak, sesibuk apapun keluarga Made, perbincangan selalu
ada. Walaupun Made sedang mandi, kalau
dia mendengar pembicaraan adik-adiknya, pasti Made urun pendapat.
Saudara-saudaranya pun tidak keberatan mendengarkan semua pandangan yang ada.
Mereka berbicara tidak ada giliran tertua atau termuda. Yang paling penting
adalah setiap ada waktu berbicara, hati mereka seperti terikat satu dengan yang
lainnya. Sepertinya Tuhan telah mengatur supaya giliran berbicara dimanfaatkan
setiap anggota keluarga.
Gagasan
yang inspiratif sangat di hargai dalam diskusi mereka. Apalagi bila disertai
dengan alasan-alasan juga cara-cara praktis untuk mewujudkannya. Made sering
mendapat kepercayaan untuk menentukan nasib keluarga karena Made pandai
berargumentasi. Kata-katanya sangat membius dan mampu mempengaruhi orang lain.
Di
dalam keluarga, Made sangat populer. Keputusan-keputusan yang dipilihnya selalu
mendapat dukungan dari saudara-saudaranya. Bahkan ayahnya juga seringkali
memuji Made dengan berlebihan di depan anak-anaknya yang lain. Made benar-benar
menjadi pusat perhatian.
Di
dalam otak Made, berjuta-juta gagasan sudah mendesak untuk memajukan keluarga.
Dari enam bersaudara, Made dipilih menjadi sentral pembicaraan. Made seperti
seorang ketua yang bisa memutuskan penyelesaian suatu masalah. Made juga sangat
dihormati karena ia sudah memiliki gaji tetap untuk menopang ekonomi keluarga.
Selama
ini, Made juga sangat loyal terhadap keluarga. Adiknya empat orang laki-laki.
Komang Suta, Ketut Marka, Putu Suteja, dan Nengah Karsa. Keempatnya
disekolahkan oleh Made. Komang Suta sudah menjadi pegawai bank swasta. Ketut
Marka bekerja sebagai pegawai kontrak di dinas pemadam kebakaran. Putu Suteja
bekerja sebagai pegawai di dinas pekerjaan umum. Nengah Karsa sedang kuliah di
jurusan hukum di perguruan tinggi swasta.
Kakaknya, Wayan Tresna hanya sesekali saja memberi uang saku kepada
adik-adiknya karena Wayan Tresna hanya seorang tukang ojek.
Biaya
potong gigi juga dikeluarkan oleh Made. Perhitungannya sangat tepat mengenai
biaya yang akan dibutuhkan dalam potong gigi. Dana yang dipinjamnya dari bank
untuk upacara potong gigi sangat besar dan ia mempertaruhkan surat
pengangkatannya sebagai pegawai negeri sipil. Dalam upacara itu, tiga ekor babi
yang besar dipotong untuk menyambut para tamu. Untuk tamu yang muslim,
dipesankan beraneka masakan yang terbuat dari daging kambing. Dengan upacara
potong gigii yang mewah, keluarga Made
menjadi naik derajat.
Sebelum
menjadi PNS, rumah Made sangat kotor. Temboknya hanya terbuat dari tanah yang
direndam beberapa hari. Sejak Made mendapat gaji tetap, rumahnya diperbaiki,
diganti dengan tembok bata yang terbakar matang. Pintu dan jendela rumahnya
menggunakan ukiran Bali. Sudah ada kamar mandi bertembok keramik di bagian
belakang rumah. Bagian-bagian rumah tertata dengan rapi. Ada bale-bale khusus
yang dibuat untuk kegiatan yang berbeda-beda. Segala kelengkapan rumah dipilih
oleh Made karena semua uang untuk itu bersumber dari Made.
Waktu
Wayan Tresna menikah, Made juga yang membiayai pernikahannya. Foto-foto
praweding untuk kartu undangan kakaknya dibuat di beberapa tempat dan latar
belakang. Ada latar masa kolonial yang dibuat dibekas-bekas peninggalan
penjajahan Belanda. Ada juga latar masa pendudukan Jepang dengan kostum kimono.
Beberapa foto diambil saat kakaknya mengenakan pakaian adat Bali madya dan
payas agung. Bagi Made, semua hal harus mendasar. Semua peristiwa yang terjadi
diusahakan terencana untuk masa depan yang lebih baik. Setiap pilihan tidak
boleh disesali karena telah dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum dilakukan.
Menurut Made, semua upacara yang digelar adalah pengabdian. Karena itulah,
berapapun biaya yang digunakan harus dikeluarkan dengan tulus dan tercatat, sehingga
suatu saat nanti akan menjadi sejarah.
“Pernikahan
hanya dilakukan sekali, Bli,” kata Made menasihati kakaknya.
“Tapi
Bli hanya seorang kacung, tukang ojek, dengan pekerjaan yang tidak tetap.”
“Tidak
masalah, Bli. Kita harus menghargai perjuangan bangsa. Kita harus mengenang
masa-masa perjuangan para pahlawan.”
“Bli
malu, De” jawab kakaknya dengan pelan.
“Mengapa
harus malu? Zaman sekarang sudah tidak zaman memelihara rasa malu. Kita harus
mensyukuri pemberian Tuhan dengan menggunakannya sebaik-baiknya.”
“Tapi
ini terlalu mewah dan tidak layak untuk Bli.”
“Bukan
masalah mewah atau murah.”
“Ini
baju-baju yang kamu sewa apa tidak membuang-buang uang? Ini pastilah mahal.”
“Bukan
masalah harga, Bli. Ini masalah pencatatan kebudayaan. Untuk mempertahankan budaya,
mengeluarkan uang tidak masalah. Dengan foto-foto praweding, kita akan mencatat
sebuah peristiwa kebudayaan. Sama halnya waktu Bli meluangkan waktu untuk
latihan nabuh. Berapa waktu terbuang kalau dihitung dengan uang? Lalu, kalau
kita lihat hasilnya dengan uang, tentu tidak seberapa. Berapa orang yang tulus
ikhlas mengabdikan diri kepada kebudayaan?”
“Tapi?”
“Sudahlah,
Bli! Foto-foto pernikahan Bli nanti akan dilihat oleh anak-anak Bli nanti. Juga
oleh keponakan-keponakan Bli. Mereka akan melihat betapa indahnya dunia ini
dengan berbagai jenis kostum. Lalu, nanti mereka akan bertanya pakaian apa,
dari mana, dan berbagai pertanyaan akan
muncul setelah melihat foto-foto Bli. Kalau semua foto tidak ada, bagaimana kita
memperkenalkan kebudayaan kita yang hampir punah.”
“Kamu
jangan terlalu berlebihan. Apa tidak terlalu gawat?” tanya Wayan Tresna dengan
menggaruk kepala belakangnya.
“Ya,
memang gawat dan memprihatinkan!”
Made
membuat alasan yang bisa diterima oleh akal sehat, bertujuan mulia, dan bisa
diwujudkannya. Semua anggota keluarga menerima gagasan itu. Walaupun hanya
lulusan SMP, Wayan Tresna merasa benar semua pendapat adiknya. Dirasakan memang
benar bahwa peserta tabuh di desanya semakin hari semakin sedikit. Yang datang
juga tidak mengunakan pakaian adat. Mereka yang datang hanya pakai celana
panjang. ataupun kalau memakai kamen, sesampainya di tempat latihan nabuh,
pastilah banyak yang merasa susah menggunakan kain. Maka itu, dilaksanakanlah
semua gagasan Made dengan penuh kebanggaan. Dalam pernikahan itu Wayan Trasna
menggunakan pakain dari beberapa kabupaten yang ada di Bali.
Walau
hanya seorang perempuan, Made mampu menatur keluarga dengan sangat baik. Made
mampu membimbing adik-adiknya menjadi orang-orang sukses. Masyarakat di sekitar
rumahnya juga mengakui posisi Made di dalam keluarga besarnya.
Karena
ketenarannya, banyak lelaki di desa itu pernah mendekati Made untuk dijadikan
pacar. Dari segi fisik, Made bukanlah gadis tercantik di desa itu, tetapi
karena semua anggota keluarga sering menceritakan Made kepada para tetangga,
maka terkenallah nama Made ke setiap laki-laki lajang. Namun, dengan
kemampuannya bicara, tidak ada laki-laki yang terluka kalau ditolak.
Dipikir
oleh ayahnya bahwa Made tidak sempat memikirkan dirinya sendiri. Selama ini,
Made sibuk di sekolah. Sore hari baru datang. Sesampai di rumah, Made mandi
lalu istirahat. Tidak ada laki-laki yang datang tiap malam minggu. Tidak ada
juga yang minta izin untuk mengajak Made nonton Band ke gedung kesenian. Di
waktu santai, Made hanya mengajak keponakannya ke taman kota atau ke pantai
Happy. Di rumah, kalau belum ngantuk, Made akan membaca beberapa buku dan koran
yang dibawa dari sekolah.
\Ayahnya
hampir lupa kalau Made seorang perempuan. Semua anggota keluarga sudah lupa
kalau usia Made sudah 35 tahun. Memang sudah sepatutnya perempuan meninggalkan
rumah, tetapi ayah dan adik-adiknya terkejut juga saat Made minta kawin.
“Saya
sudah saatnya mencari pasangan. Bape, saya mau kawin.”
Mendengar
kata-kata Made, ibunya antara senang dan khawatir. Sebagai seorang perempuan,
ibunya sangat memahami hati anaknya. Apalagi mereka sama-sama perempuan. Ibunya
sangat bahagia kalau nanti Made memiliki anak yang sepintar da selincah Made.
Ibunya memang sudah sangat merindukan cucu dari anak perempuan satu-satunya.
Ibunya sudah lama membeli tas untuk nengok cucu. Kebaya merah sudah
dipersiapkan sejak lama oleh ibunya. Sokasi yang bertuliskan Made Resini juga
sudah dibungkus dengan kresek digudang.
Namun,
di balik kebahagiaan itu, ibunya juga memendam rasa takut sebab hanya Made yang
berani mengkritik ayahnya. Hanya Made yang bisa menenangkan putra-putranya yang
lain. Bagaimana mungkin keluarga mereka bisa berjalan tanpa Made. Siapa yang
meluruskan para lelaki jika Made pergi? Kesedihan itu membuat ibunya gagu, tak
sanggup berkata. Kegelisahan itu juga yang membuat ibunya gemetar. Maka, ibunya
tidak berani berpendapat sebelum ayahnya bicara.
“Matheeuw
namanya, Bape.”
“Siapa
lelaki itu?” tanya ayahnya dengan gemetar.
“Lelaki
berkebangsaan Inggris. Orangnya sangat baik.”
“Apa
tidak ada lelaki yang baik di Buleleng?” Ayahnya berbicara sangat pelan karena
bimbang. Bagaimana harus dihadapi anak perempuan kesayangannya?
“Bukan
begitu, Bape.”
“Apa
Bali sudah kehabisan laki-laki yang baik sesuai dengan seleramu?” tanya Wayan
Tresna dengan wajah memerah. Saudara tertua Made sebenarnya tidak berani
bicara, tetapi karena kepergian Made benar-benar tidak diinginkannya. Karena
itu, tanpa menatap Made, ia bicara mewakili lelaki Bali.
“Bukan
begitu, Bli.”
“Lalu
apa, De?” Ayahnya bertanya dengan penuh kecemasan.
“Beri
penjelasan, Mbok! Apa Mok rela disebut gundik kalau menikah dengan bule?” tanya
Ketut Marka.
“Ya,
Mbok. Belakangan ini, perempuan yang menikah dengan Bule sering dikira hanya
mencari uang bule. Lihat juga para tetangga. Nanti dikira Mbok hanya
menginginkan uang mereka.” tambah Putu Suteja.
“Apa
Mbok sudah kehabisan uang untuk mengurusi kami sampai-sampai memilih bule
sebagai suami?”
“Tidak.
Bukan begitu.”
Alasan
apa yang bisa diberikan Made kali ini? Harta benda tidak pernah menjadi
perhitungan baginya. Walaupun dia hanya PNS, kepandaiannya memanfaatkan
internet membuat dia menjadi orang kaya. Alasannya menikah sudah ada. Made
menikah karena memang ingin menikah. Tetapi mengapa memilih bule, sama sekali
belum ada alasannya. Ia tidak punya alasan yang mungkin disampaikan kepada
keluarga tercintanya.
Alasan
klasik karena cinta sudah tidak bisa diterima di keluarga ini karena tanpa
cinta pun ayah dan ibu Made bisa menikah dan melahirkan anak-anak yang sehat.
Alasan agama juga sudah tertutup karena perempuan Bali memang harus pergi dan
mengikuti suaminya. Alasan ketampanan Matheeuw juga bukan alasan yang tepat
karena di Bali masih banyak ada lelaki yang tampan. Kalau alasan baik hati
sudah dipatahkan sejak awal, apalagi yang bisa dijadikan alasan?
“Matheeuw
tinggal dari Inggris, kelak akan kembali ke Inggris. Bagaimana ibu nanti
menjenguk cucu-cucu yang sepintar kamu? Janganlah jauh-jauh menikah, De.” kata
ibunya dengan bibir gemetar.
“Kamu
sendiri yang bilang kalau kita harus melestarikan budaya, tetapi mengapa
sekarang kamu meninggalkan kebudayaan kita?” balas Wayan Tresna.
“Saya
hanya ingin kawin, Bli.”
Teori
apa yang bisa digunakannya untuk menangkis semua keraguan keluarganya. Seorang
perempuan walau pergi dari rumah, kebudayaan itu tidak akan mudah untuk hilang.
Memang ada banyak perempuan yang lupa dengan kebudayaan Bali setelah menikah
dengan bule, tetapi Made orangnya pintar. Tidak mungkin dia melupakan
kebudayaannya demi seorang lelaki.
Made
terus berpikir. Dia mencari jawaban yang tepat untuk semua pertanyaan yang
diajukan saudara-saudaranya, juga orangtuanya. Dia bertanya pada dirinya
sendiri. Ia menggali berbagai alasan yang kreatif, inspiratif, dan inovatif
karena dia tahu benar bahwa keluarganya membutuhkan gagasan-gagasan yang baru.
Keluarganya bukan sembarang keluarga! Maka, saat itu pandangan mata Made lepas
jauh. Sementara, saudara-saudaranya berdecak dalam hati, bertanya-tanya, dan bimbang
harus menyetujui atau tidak. Sebab, mereka telah terbiasa diatur oleh Made.
Apalah jadinya keluarga itu tanpa Made. Di dalam hati ayahnya pun terbersit doa
supaya Made tidak punya argumentasi yang inovatif. Ibunya diam-diam juga
komat-kamit, entah apa yang diucapkan dalam doanya. Apakah berdoa untuk
kemerdekaan putrinya? Tapi, kemerdekaan dari apa? Selama ini, Made menjadi
penguasa di rumah. Di dalam hati ibunya, Made adalah sosok pemimpin yang hebat.
Namun, dia juga sempat berpikir mungkin saja putra-putranya telah menyadari
bahwa Made telah lama memimpin di rumah, lalu menyetujui saja pernikahan Made
dengan Matheeuw.
Cerpen
ini pernah dimuat di Bali Post, tetapi lupa edisi kapan….ketika menikah, saya
pindah rumah dan kelipingnya entah dimana.
Nama :
BalasHapus* Ketut Ari Sukra Darma(13)
* Made Sandiasa (19)
Kelas. : XI DPIB 2
ULASAN CERPEN "AKU INGIN MENJADI GURU LAGI"
Cerpen yang berjudul "AKU INGIN MENJADI GURU LAGI" adalah cerpen karya luh arik sariadi. Cerpen ini menceritakan tentang seorang wanita yang berada di sebuah warung be guling yang sangat ramai. Dan kerinduan dirinya saat mengajar siswa - siswanya.
a. TAFSIRAN
Paragraf pertama diceritakan bahwa seorang wanita yang sering bertannya kepada dirinya sendiri tentang orang lain yang menilai dirinya. Dia ingin menjadi guru lagi di sekolah yang siswanya tersenyum tulus. Rindu karena tidak ada apa-apa dalam dirinya hingga tidak ada apa-apa hari ini, hanya rindu. Diparagraf kedua dan selanjutnya, menceritakan tentang warung makan. Warung ini Sebagai warung pertama yang menjual nasi be guling, warung itu selalu ramai. Yang paling menarik adalah cara pedagang yang mempersiapkan pesanan. Mereka seperti menari dan sangat terkenal. Belum lagi asap dupa yang harum terus menerus dinyalakan, tidak pernah putus menebar wangi. Didalam warung tersebut ia memperkenalkan dirinya sendiri yang bernama Ratih dan ada seorang Lelaki berkaca mata tebal yang ikut menyaksikan wajah pedagang.
Ratih mulai mendekati laki-laki muda itu. Usianya kira-kira sepuluh tahun lebih muda darinya. Ia sering bertanya hal yang tidak penting kepada lelaki yang berkaca mata itu. Mungkin dengan pertanyaannya yang banyak , sehingga lelaki itu menyebut Ratih seorang wartawan.
Pertengahan paragraf diceritakan bahwa seorang lelaki yang berkacamata tebal tersebut ternyata adalah siswa yang bolos sekolah. Kadang Ratih sering menduga yang aneh-aneh tentang pemuda itu. Ratih tidak mungkin bisa berbicara dengannya kalau dia tidak punya refrensi tentang pembicaraan kepada pemuda itu. Hingga Ratih mengeluarkan semua pertannyaannya yang ia simpan sejak tadi. Pemuda itu terus menjawab dengan jawaban yang positif. Sampai di jawaban terakhir ia menjawab Aku hanya ingin bolos! Tidak ada apa-apa, selain bolos!
Dan pada bagian akhir, Ratih merindukan siswa-siswa yang pernah ia ajar. Ia sangat merasakan kerinduan yang teramat dalam ketika sudah duduk menjadi pemimpin fraksi di Gedung Rakyat.
b. EVALUASI
Cerita pendek ini menceritakan kisah yang kurang jelas pada bagian akhirnya. Dimana, si Pemuda itu belum menceritakan siapa dirinya sendiri dan kita belum mengetahui asal - usul si Pemuda itu. diceritakan dalam cerpen tersebut bahwa orangnya lumayan Ketus. Selain itu, Cerpen ini disajikan dengan bahasa yang sulit untuk dimengerti dan terlalu bertele - tele. Cerpen ini juga menceritakan siswa yang bolos sehingga dapat berdampak buruk bagi si pembaca. Tetapi, Apabila para pembaca sudah memahami cerpen ini, maka pembaca akan tersihir dengan cerpen tersebut. Cerpen ini juga menjadi sebuah motivasi yang luar biasa serta untuk dijadikan panutan. Sehingga cerpen ini sangat bagus untuk para remaja.
c. RANGKUMAN
Dengan mengesampingkan kekurangan yang ada, cerpen ini sangat memberi motivasi atau dorongan bagi si pembaca. Disamping itu cerpen ini penting bagi semua orang untuk selalu mengingat kejadian yang sudah terlewati, Seperti perbuatan buruk yang pernah kita lakukan. Dari perbuatan buruk yang kita ingat, kelak kita bisa memperbaikinya.
Nama:
BalasHapusPutu ayu giriani (27)
Ni gusti ayu putu sukareni (23)
Kelas:XI dpib2
ULASAN CERPEN "RUH ADAT"
Cerpen yang berjudul RUH ADAT adalah cerpen karya luh arik sariadi.karya tulis ini bercerita tentang gosip yang memicu keluarganya mengenai penggusuran tanah mertuanya.
a. Tafsiran
Pada paragraf pertama sang penulis menceritakan bahwa ia digosipkan dengan berbagai hal yang memilukan tentang penggusuran tanah mertuanya. Paragraf kedua menjelaskan tentang gosip yang tidak lagi bisa menghamburkan cahaya .paragraf selanjutnya menceritakan tentang kehadiran keluarganya di yeh tegeh, ia dan keluarganya adalah warga pendatang yang mengabdi di sebuah puri dengan bendera kuning. paragraf berikutnya ,bagaimana ia menceritakan kehidupannnya yang begitu buruk seperti menangkap belalang dan segera menyantapnya mentah-mentah dan ia harus menjaga putik padi dari sengatan belalang .paragraf yang lain menjelaskan bagaimana si penulis bercerita tentang ia menjadi seorang abdi dirumah seorang pembesar disebuah desa tampak kering .sekarang ia berusia 25 tahun ia sekarang telah berhenti menjadi penggosip .ia memiliki teman waktu di sd mengatakan bahwa keluarganya tersiar sebagai keluarga korup.
b. Evaluasi
Cerita pendek ini disajikan dengan bahasa yang sulit dimengerti bagi para pembaca .apabila para pembaca sudah mengerti atau memahami isi cerpen ini pasti mereka tertarik untuk membacanya.
Cerpen ini juga memotivasi kita untuk memiliki sikap baik untuk tidak menggosipkan orang lain,terutama keluarga orang lain.
C.Rangkuman
Adapun kekurangan yang ada yakni,cerpen ini juga memotivasi kita kepada setiap orang untuk tidak menggosipkan orang lain atau menyebarkan kata-kata yang tidak pantas kita ucapkan .
Namun disisi lain cerpen ini sangat penting bagi semua orang untuk berpikir lebih kritis sebelum menggosipkan keluarga orang lain agar tidak terjadi permusuhan.
Nama : Dewa Ayu Putri Novitayani
BalasHapusNo Absen : 01
Kelas : XI DPIB 2
TEKS ULASAN CERPEN MENDEKAP DI KEGELAPAN
Teks Ulasan Cerpen Mendekap Di Kegelapan adalah cerpen karya
Luh Arik Sariadi.
a. TAFSIRAN
Paragraf pertama menceritakan tentang rasa bersyukurnya Luh Sukerti. Kemudian pada paragraf selanjutnya menceritakan tentang kesabaran Luh Sukerti.
Pada teks paragraf ke-3 dan selanjutnya menceritakan kepribadian Luh Sukerti yaitu yang berkepribadian Disiplin dan percaya diri. Di paragraf berikutnya menceritakan tentang tipe lelaki yang akan dijadikan suami oleh Luh Sukerti, lelaki yang dicintai adalah lelaki yang tampan dengan tubuh lebih tinggi dari dirinya. Warna kulitnya bisa sama,bisa lebih putih,dan bisa juga lebih hitam tidak masalah baginya. Luh Sukerti pun mendapatkan lelaki yang dia impikan yaitu lelaki yang bernama Komang Sudira.
Pada pertengahan cerpen, Luh Sukerti tidak menyangka akan menikah dengan seorang pengguna narkoba.
Tentunya hal tersebut membuat Luh Sukerti kecewa. Dan pada bagian akhir, Luh Sukerti meyakinkan bentuk bakti yang tidak sebatas kata-kata.
b. EVALUASI
Cerita pendek ini disajikan dengan bahasa yang sulit untuk dimengerti.
Cerpen ini juga bisa menjadi motivasi untuk para remaja, terutama pada seseorang yang sudah berda di dunia pekerjaan.
Karena pada cerpen ini banyak mengajarkan cara kita bersikap dalam dunia kerja, rasa bakti kepada orang tua dan orang yang kita sayangi.
c. RANGKUMAN
Dengan mengesampingkan kekurangan yang ada, cerpen ini perlu dibaca oleh semua kalangan terutama seseorang yang sudah bekerja. Karena banyak motivasi yang bisa didapat oleh pembaca yaitu seperti tidak mendengarka omongan orang lain,selalu berbakti dengan orang tua, orang yang kita sayangi, sabar dalam menjalankan tugas dan berpendirian yang teguh.
Nama : Sinta Wahyu Safitri
BalasHapusKelas : XI DPIB2
Nomer : 32
ULASAN CERPEN "RUH ADAT"
a. Tafsiran
Sang penulis menceritakan bahwa keluarganya digosipkan dengan berbagai hal yang memilukan tentang penggusuran tanah mertuanya. Pada suatu ketika keluarganya tadang ke Yeh tegeh, ia dan keluarganya adalah warga pendatang yang mengabdi di sebuah puri dengan bendera kuning. Disana ia memulai kehidupan dan menceritakan kehidupannnya yang begitu miris seperti menangkap belalang dan segera menyantapnya mentah-mentah untuk menjaga putik padi agar tidak dimakan belalang . Si penulis bercerita tentang ia menjadi seorang abdi dirumah seorang pembesar disebuah desa tampak kering .sekarang ia berusia 25 tahun dulu ia memang suka bergosip,namun ia berhenti bergosip karena sekarang dirinya dan keluarganyalah yang menjadi bahan gosip dilingkungan rumahnya. Ia mengetahui hal ini dari teman sd nya yang mengatakan bahwa keluarganya diberitakan menjadi tukang korup.
b. Evaluasi
Cerita pendek ini diceritakan dengan bahasa yang sulit dimengerti bagi para pembaca . Mungkin pembaca harus mengulang berkali-kali membaca untuk memahami inti dan alur cerita ini. Apabila para pembaca sudah mengerti atau memahami cerita diawal,mungkin mereka tertarik untuk membacanya lebih lanjut.
Setelah memahami cerpen tersebut, kita dapat mengambil pelajaran dari cerita ini yaitu kita tidak boleh membicarakan atau menggosipkan seseorang jika kita belum tau apa yang sebenarnya terjadi.
C.Rangkuman
Dengan kekurangan yang ada pada cerpen ini juga dapat memotivasi kita untuk tidak menggosipkan orang lain atau menyebarkan kata-kata yang tidak seharusnya kita ucapkan kepada orang lain .
Namun disisi lain cerita ini sangat penting bagi pembaca agar dapat berpikir lebih kritis sebelum mengungkapkan pendapat tentang orang lain.
Nama:Ni Komang Junilla Lestari (24)
BalasHapusNi Nyoman Titi Ganiasih (25)
Kelas:XI DPIB 2
ULASAN CERPEN "RUH ADAT"
Cerpen yang berjudul "RUH ADAT" adalah cerpen karya Luh Arik Sariadi.Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak bernama Nari yang hidup di dalam lingkungan penuh dengan gosip.
A.Tafsiran
Si penulis cerpen ini menceritakan tentang keadaan rumah yang isinya kedok bagi penggosip. Gosip begitu saja menyebarkan kata kata di antara tetangga yang terlalu lama terombang ambing oleh kata reformasi. Mulanya yang digosipkan adalah tentang kehadiran keluarga si penulis di desa Yeh Tegeh. Si penulis adalah cucu seorang abdi di rumah seorang pembesar di desa yang tampak kering yang pekerjaanya menangkap belalang dan segera menyantapnya mentah mentah agar putih padi terhindar dari sengatan belalang. Si penulis telah berhenti menjadi penggosip di rumahnya saat usianya 25 tahun dan tiba saatnya si penulis,bapaknya, ibunya, neneknya, mertuanya, dan teman temanya yang hampir selalu menjadi siaran ulang di setiap gang. Mereka mengatakan bahwa keluarga si penulis sebagai keluarga korup.Nari dan keluarganya sempat mengalami musibah.Mertua dan ayahnya pernah digelandang beramai ramai.Katanya mertua Nari sering menjual tanah desa semasa Ratu Lingsir hidup dan rumah yang membesarkan Nari telah disita pihak desa.
B.Evaluasi
Cerita pendek yang berjudul "Ruh Adat" disajikan dengan bahasa yang sulit untuk dimengerti karena alur ceritanya yang tidak beraturan, sehingga para penbaca harus membaca cerpen berulang ulang agar bisa memahami isi cerpen. Walaupun demikian cerpen ini sangat menarik untuk di baca jika sudah memahami isinya.
C.Rangkuman
Cerpen ini mempunyai banyak makna yang tersirat, yang menceritakan seorang penari bernama nari yang kehidupannya sederhana, bermain main lumpur di antara sapi yang di camuk. Pekerjaanya menangkap belalang dan segera menyantapnya mentah mentah dan menjelaskan bahwa hukum karma pala itu benar benar ada.
Nama: Putri wulandari
BalasHapusNo : 26
Kelas:XI DPIB 2
ULASAN CERPEN "RUH ADAT"
Cerpen yang berjudul "RUH ADAT" adalah cerpen karya Luh Arik Sariadi.Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak bernama Nari yang hidup di dalam lingkungan penuh dengan gosip.
A. Tafsiran
Si penulis cerpen ini menceritakan tentang keadaan rumah yang isinya kedok penggosip yang ada di desanya. Mula yang di gosipkan adalah tentang si penulis di desa Yeh Tegeh. Si penulis adalah cucu seorang abdi pembesar di desa. Si penulis berhenti menggosip di rumahnya pada umur 25 tahun. Tiba saatnya si penulis, bapaknya, ibunya, mertuanya, dan teman temannya menjadi siaran ulang di setiap gang. Nari dan keluarganya di timpa musibah. mertua dan ayahnya sempat jadi gelndang ber ramai ramai. Rumah yang membesarkan iya kini telah di sita.
B.Evaluasi
Cerita pendek yang berjudul "Ruh Adat" disajikan dengan bahasa yang sulit untuk dimengerti karena alur ceritanya yang tidak beraturan, sehingga para penbaca harus membaca cerpen berulang ulang agar bisa memahami isi cerpen. cerpen ini sangat bagus
C.Rangkuman
Cerpen ini mempunyai banyak makna yang ada di dalamnya, menceritakan seorang penari yang kehidupannya sederhana bermain lumpur di antara sapi sapi yang di camuk. Cerpen ini menjelaskan bahwa hukum karma pala itu benar benar ada.