Selasa, 12 Juli 2022

HUT Stemsi, Yang Kembali Setelah Pandemi




Perayaan Hari Ulang Tahun SMK Negeri 3 Singaraja yang dikenal dengan HUT Stemsi kembali digelar secara luring setelah 2 tahun lamanya dirayakan secara daring. 


MPLS Berlandaskan Profil Pelajar Pancasila

SMK Negeri 3 Singaraja yang merupakan sekolah teknologi selalu menjadi primadona di Kabupaten Buleleng bahkan bisa dibilang di Bali. Tahun pelajaran 2022/2023 sekolah ini mendapatkan siswa sebanyak 738 orang. Adapun siswa tersebut didistribusikan ke jurusan Teknik Kontruksi dan Properti (TKP), Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB), Teknik Mesin (TM), Teknik pengelasan ( TPL), Teknik Kelistrikan (TK), Teknik Elektronik (TE), Teknik Otomotif (TO dengan bidang keahlian TKR dan TBSM), Teknik Komputer dan Jaringan (TJKT), serta Multimedia (DKV) berdasarkan minat dengan beberapa pilihan rekrutmen, yakni jalur afirmasi, jalur zonasi, jalur prestasi, dan jalur rapor. Seleksi yang dilakukan sudah berdasarkan ketentuan seleksi yang diunggah oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 
MPLS yang dibuka secara resmi oleh Dr. I Ketut Bawa, S. Pd., M. Pd., dilakukan pada hari Senin, 11 Juli 2022. 

Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) disusun dengan berbagai kegiatan yang bertujuan menguatkan Profil Pelajar Pancasila, seperti pengenalan tentang obat terlarang, lingkungan hidup, kewirausahaan, media sosial, dll. Pelaksanaan MPLS yang dijadwalkan mulai Senin, 11 Juli 2022 hingga Rabu, 13 Juli 2022, diikuti dengan sangat baik oleh calon siswa baru.

Minggu, 03 Juli 2022

Bukan Dewi Sri

Monolog karya Luh Arik Sariadi

(kisah dimulai dari kepedihan seorang perempuan yang merangkak dan mencoba bangkit dari kubangan darah. Sementara itu, di sekelilingnya tampak benda-benda hangus dan membuat Sri sesak)

Sayup-sayup musik mengalun sedih.

Sri
Apakah yang kucium ini?
Oho...hangus tubuhmu yang mulai dingin. Aku sangat letih setelah sekian lama terkurung di genangan darah. Sulur-sulurku enggan tumbuh ketika aku berkubang amis dan nyinyir jentik dalam kubang darah ini. 
Sri namaku, ada yang memanggilku Dewi Padi, Dewi Kesuburan, Phosop, Inari, Sanghyang Serri dan nama-nama lain yang sejatinya berbeda... tapi agak mirip dari sudut pandang perut yang memuliakan kesuburan, kemakmuran. Aku tidak memaksakan bagaimana aku dikenali, dipuja, atau disayangi selayaknya keyakinan mereka bahkan jika mereka mengklaim aku berbeda. Mungkin saja aku hanya Sri, bukan seorang dewi sebab sudah terlalu lama aku disanjung sebagai sebuah nama. Oh,,, jangan marah melulu, aku tidak menyangsikan kesetianmu. Aku sangat percaya walaupun pada akhirnya aku harus meneguk darah yang hangus ini. Genangan air yang dulu kau janjikan, telah menjadi aliran darah tanda ketulusanmu terhadap tanah airmu ini. Ehhhhh. Aku tidak sanggup dipanggil Dewi Sri lagi, sebab tak sanggup menyemai sebiji padi pun di ladang-ladang ini. Bagaimana bisa aku akan menyiur-nyiurkan kuning padi sementara kau terus menghantam tanah-tanah dan aliran sungai dengan rudal rudal hingga tiada lagi kasihku. Aku hanya Sri saat ini, tidak mampu memberi lumbung bagi rakyatmu yang hanya puing-puing. 

Berhentilah memujaku! 
Jika kau tidak bisa menghentikan ledakan bom, rudal, dan senjata nuklir pemusnah itu!
Jangan panggil namaku jika kau bahkan tidak sanggup berkedip sedetikpun karena betapa terkejutnya kau ketika bayi yang kau timang  kakinya putus disulut api peperangan!

(karena sesak, Sri terjatuh, tetapi bangkit kembali dan menjerit panjang sehingga rudal-rudal berhenti seketika.)

Naskah Bebondres

Bondres merupakan salah satu kesenian tradisional Bali. Pada mulanya, Bondres merupakan selingan dalam kesenian topeng di Bali. Namun, belak...